2.1 Alat Pemegang Benda
2.1.1 Ragum
Ragum atau ada juga yang menyebut tanggem, catok atau dalam bahasainggrisnya disebut vise merupakan alat utama pada kerja bangku yang
berfungsi untuk memegang/menjepit benda kerja ketika dikerjakan dalam
proses kerja bangku.
Ragum tersedia dalam berbagai macam variasi dan ukuran sesuai dengan
kebutuhan. Setidaknya berdasarkan gerakannya ada tiga macam ragum
yaitu: Ragum Biasa, Ragum Berputar, dan Ragum Universal.
2.1.2 Alat Pengukur
2.1.2.1 Mistar Ukur
Mistar ukur adalah alat ukur untuk mengetahui nilai panjang, lebar,
tinggi/ketebalan, dan kedalaman. Alat ini berbentuk pipih lurus dilengkapi
dengan satuan ukuran metrik dan imperial. Mistar dengan satuan metrik
berbasis pada satuan milimeter dan setengah milimeter, sedangkan mistar
satuan imperial berbasis pada satuan inchi dengan pembagian 16, 32, atau
64 bagian. Jika dibagi dalam 16 bagian artinya harga satuan terkecil adalah
1/6", jika dibagi dalam 32 bagian maka satuan terkecil sama dengan 1/32"
sedangkan jika dibagi dalam 64 bagian berarti satuan terkecil adalah 1/64".
Mistar ukur terbuat dari logam (baja atau aluminium), plastik, formika, atau
kayu. Untuk kerja bangku umumnya terbuat dari baja.Satu sisi mistar diberi
satuan ukuran metrik dan sisi lain diberi satuan ukuran imperial, namun ada
mistar yang hanya mencantumkan satu sistem ukuran pada salah satu
sisinya, misalnya hanya metrik atau imperial. Panjang mistar antara 10 cm
s.d. 1 meter, namun yang biasa digunakan di bengkel kerja bangku adalah
mistar berskala ukur ganda dengan panjang 30 cm atau 12" (1 foot). Bila
diperlukan yang lebih panjang, tersedia pula mistar lipat dan mistar gulung
(rol mistar).
2.1.2.2 Mistar Lipat
Alat ukur ini dapat dilipat karena dilengkapi dengan sambungan pada setiap
panjang tertentu, lipatan ini dinamakan bilah ukur. Meteran dengan jarak
lipatan 10 cm akan terdapat 10 bilah ukur, sedangkan jarak lipatan 20 cm
akan terdapat 5 bilah ukur.
Bahan meteran terbuat dari baja, aluminium, plastik, formika atau
kayu.Sistem ukuran biasanya dipakai ke duanya (metrik dan imperial) tetapi
tidak menutup kemungkinan hanya mencantumkan salah satu sistem ukuran.
2.1.2.3 Mistar Gulung (Rol Meter)
Dalam perkembangannya, meteran dibuat lebih panjang dari satu meter,
bahkan ada yang sampai 100 m. Meteran semacam ini terbuat dari bahan
serat nylon, kain, kulit atau lembaran plat baja tipis sehingga dapat digulung
pada sebuah selubung, oleh karena itu dinamakan mistar/meteran gulung.
Panjang meteran gulung yang terbuat dari plat baja antara 2 s.d. 10 m,
meteran ini mempunyai konstruksi khusus yang dapat menggulung kembali
secara otomatis, sedangkan meteran gulung kain/kulit panjangnya bisa
mencapai 100 m tetapi tidak dapat menggulung secara otomatis.
2.1.2.4 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter.Umumnya terbuat dari baja tahan karat.Terdiri dari
dua bagian, bagian diam memuat skala ukur utama dalam sistem matrik dan
imperial, dan bagian bergerak memuat skala ukur pembagi.Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna
maupun alat. Sebagian buatan terbaru sudah dilengkapi dengan display
digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm (19
mm dalam skala utama dibagi dalam 20 bagian dalam skala pembagi) untuk
jangka sorong dibawah 30cm, dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.
Keterangan Gambar:
1. Pengukur ukuran luar
2. Pengukur ukuran dalam
3. Pengukur ukuran kedalaman
4. Skala utama dalam Cm (metrik)
5. Skala utama dalam Inchi (imperial)
6. Skala geser (vernier/nonius) untuk sistem metrik
7. Skala geser (vernier/nonius) untuk sistem imperial
8. Kunci penahan balok geser
2.1.2.5 Busur Derajat (Protractor)
Busur derajat adalah alat yang dapat untuk mengukur dan membentuk sudut
antara dua bidang permukaan benda kerja yang saling bertemu.Protractor
sederhana biasanya terdiri dari cakram pipih separuh lingkaran berskala
mulai dari 0o sampai dengan 180odan bilah putar.
2.1.2.6 Pengukur Tinggi (Hight Gauge)
Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur
tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan
tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam
proses pengerjaan selanjutnya (permesinan). Dengan adanya kemajuan
teknologi pengukur tinggi juga dikembangkan dari analog menjadi digital.
2.1.2.7 Mistar Geser
Mistar geser terdiri dari dua bagian, bagian/bilahberskala ukur, skala ukur
biasanya dalam metrik saja sepanjang 20 Cm, sedangkan bagian yang lain
(stoper) bertanda strip, dimana posisi strip tersebut berada, disitulah besaran
pengukuran diperoleh. Bagian lain adalah mur pengunci untuk mengunci/
mengikat kedua bagian mistar setelah diperoleh ukuran yang diinginkan.
2.1.3 Penyiku
Penyiku atau siku-siku merupakan salah satu alat pada kerja bangku yang
terbuat dari baja yang berfungsi untuk memeriksa ketepatan sudut pada
benda kerja.Umumnya penyiku memiliki besaran sudut 90 o dan 135o.Ada juga
penyiku yang dapat distel (penyiku lipat), penyiku lipat bahkan sudah ada
yang dilengkapi dengan layar baca digital.
2.1.3.1 Mal Radius
Mal radius umum diproduksi dalam bentuk set yang terdiri dari beberapa
tingkat besaran radius (misalnya R1 – 7 mm) baik untuk pemeriksaan radius
luar maupun radius dalam. Mal radius dibuat dari pelat baja perkakas.
2.1.3.2 Jangka Bengkok
Jangka bengkok adalah jangka yang kedua kakinya dibuat melengkung
kedalam yang mana pangkal kedua kakinya ada yang diikat secara sesak
dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua
kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas
daun yang melingkar, untuk penyetelan jarak kakinya menggunakan batang
berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya. Jangka bengkok
terbuat dari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur
ukuran luar, diantaranya ketebalan benda kerja, diameter luar benda-benda
silindris, kesejajaran dua permukaan bidang pada sebuah benda kerja.
2.1.3.3 Jangka Kaki
Jangka kaki adalah jangka yang pada ujung kedua kakinya dibuat bengkok
keluar yang mana pangkal kedua kakinya ada yang diikat secara sesak
dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua
kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas
daun yang melingkar, untuk penyetelan jarak kakinya menggunakan batang
berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya. Jangka kaki terbuat
dari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran
dalam, diantaranya diameter lubang, diameter dalam dari pipa, atau celah
pada benda kerja.
2.1.4 Alat Penanda
2.1.4.1 Penggores
Penggores adalah alat untuk membuat tanda atau garis pada permukaan
benda kerja.Penggores umumnya berbentuk batang silindris yang bagian
ujungnya diruncingkan.Penggores dibuat dari bahan baja perkakas dengan
syarat harus lebih keras dari benda kerja yang dikerjakan supaya dapat
meninggalkan bekas goresan pada permukaan benda kerja. Model
penggores bermacam-macam antara lain model ujung tunggal dan model
ujung ganda, ada yang berujung tetap dan ada yang ujungnya dapat diganti.
2.1.4.2 Penitik
Penitik pusat (center-punch) terbuat dari baja perkakas yang bagian
badannya dibuat berbentuk batang segi delapan atau dikartel agar tidak licin
sewaktu dipegang, ujungnya lancip dengan sudut 90°. Penitik yang bersudut
90° ini sebagai penitik pusat yang digunakan untuk menandai titik pusat
lubang yang akan dibor. Sedangkan untuk menandai garis yang akan
dipotong dapat digunakan penitik garis (prick-punch), penitik ini mempunyai
sudut lancipnya 60°.
2.1.4.3 Jangka Tusuk
Jangka Tusuk adalah jangka yang pada ujung kedua kakinya dibuat runcing
yang mana pangkal kedua kakinya ada yang diikat secara sesak dengan
sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua kakinya
bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas daun yang
melingkar, untuk penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan
mur yang dipasang merangkai kedua kakinya. Jangka tusuk terbuat dari baja
perkakas dan berfungsi sebagai mal ataupun untuk mengukur dan sekaligus
dapat digunakan sebagai alat penanda seperti untuk membuat lingkaran,
garis lengkung atau busur, dan membuat garis sejajar terhadap tepi benda
2.1.4.4 Jangka Pincang (Hermaphrodite caliper)
Bentuk dari jangka pincang ialah kaki yang satu ujungnya sama dengan kaki
pada jangka tusuk, sedangkan yang satunya lagi sama bentuknya dengan
kaki jangka bengkok. Jangka pincang ini sangat banyak digunakan pada
pekerjaan melukis dan menandai seperti; untuk menarik garis sejajar,
mencari titik senter/pusat.Dengan demikian jangka ini sangat banyak
digunakan pada bengkel kerja bangku maupun pada bengkel kerja mesin.
Konstruksi dari jangka ini hampir sama dengan jangka-jangka yang lainnya
juga bahan pembuatnya pun dari bahan yang sama.
2.1.4.5 Stempel
Stempel digunakan untuk memberikan tanda dipermukaan benda kerja
berupa huruf, angka, dan tanda/simbol.Stempel berbentuk batang persegi
dan dibuat dari baja perkakas.Setiap batang memuat satu tanda huruf,
angka, atau simbol pada salah satu penampang ujungnya, sedangkan ujung
yang lain rata. Stempel tersedia dalam beberapa ukuran tinggi huruf, dan
yang umum digunakan pada kerja bangku yaitu ukuran 3,5 mm, 5 mm, dan 7
mm. Stempel yang memuat huruf disebut stempel huruf (Letter Stamping),
stempel yang memuat angka disebut stempel angka (Number Stamping).
2.1.5 Alat Pemotong
2.1.5.1 Gergaji tangan
Gergaji tangan adalah perkakas tangan yang terdiri dari sengkang dan daun
gergaji.Sengkang gergaji ada yang tetap dan ada yang dapat diatur panjang
pendeknya menyesuaikan panjang daun gergaji yang digunakan.Sengkang
gergaji berfungsi sebagai pemegang sekaligus penegang daun gergaji saat
digunakan.Daun gergaji berupa baja tipis bergigi tajam pada salah satu atau
kedua sisinya yang digunakan untuk memotong/mengikisbenda kerja.Daun
gergaji adalah sangat keras karena terbuat dari baja perkakas yang pada
umumnya dari baja kecepatan tinggi (Hight Speed Steel/HSS).
Daun gergaji khususnya gergaji untuk logam memiliki gigi-gigi yang lebih
lembut dari pada gergaji untuk kayu.Gigi-gigi daun gergaji untuk logam selalu
condong kesatu arah dan diberi penyimpangan ke kanan maupun kekiri untuk
menghasilkan lebar hasil potongan melebihi tebal daun gergaji untuk
menghindari terjepitnya daun gergaji pada celah hasil pemotongan.Ada tiga
model penyimpangan gigi gergaji dan setiap model penyimpangan memiliki
fungsinya masing-masing (lihat tabel 1.2).
Tabel 1.2 Penyimpangan Gigi Gergaji
2.1.5.2 Pahat
Pahat adalah alat pemotong yang terbuat dari baja perkakas non paduan
atau baja paduan baik paduan rendah maupun paduan tinggi.Ada beberapa
macam pahat menurut fungsinya yaitu pahat datar, pahat alur, pahat dam,
pahat diamon, dan pahat setengah bulat atau pahat kuku.
Pahat datar (flat chisel) dapat digunakan untuk memotong pelat, baut, dan
paku keling, untuk meratakan permukaan yang cembung, pembuatan lubang
memanjang pasca pengeboran, dan untuk membuang bagian-bagian yang
tajam dari benda kerja.
Pahat alur (cape chisel) berfungsi untuk membuat alur, misalnya alur-alur
sempit dan alur minyak.
Pahat dam (sloting chisel), untuk memotong/melubang bahan yang tebal atau
membuat celah atau sponeng, umumnya diawali dengan pengeboran secara
berderet. Berbeda dengan pahat yang lain, pahat dam ujungnya tidak
diruncingkan, melainkan berpenampang persegi dengan sisi-sisinya yang
tajam.
Pahat Diamond, digunakan untuk membersihkan sudut-sudut dalam,
membuat alur V, dan meralat permulaan pengeboran yang salah.
Pahat Kuku, digunakan untuk membuat alur cekung dan juga untuk meralat
permulaan pengeboran yang salah
2.1.6 Alat Penyerut
2.1.6.1 Kikir
Kikir adalah salah satu alat yang digunakan untuk menyerut atau mengikis
permukaan benda kerja.Sebagai perkakas tangan, kikir terbuat dari baja
perkakas berkarbon tinggi berbentuk bilah dengan permukaan bergurat/
bergigi sejajar yang diperkeras dan tajam.Bagian-bagian utama dari kikir
adalah terdiri dari bilah/badan kikir dan puncak/tangkai kikir, dan supaya
dapat dan aman digunakan harus dilengkapi dengan gagang kikir yang
terbuat dari kayu atau plastik.
Kikir tesedia dalam berbagai macam ukuran, bentuk, guratan, dan konfigurasi
gigi.Ditinjau dari bentuk penampangnya, kikir yang umum digunakan (dalam
kerja bangku) adalah kikir datar (flat), kikir setengah bulat, kikir bujur sangkar,
kikir segitiga, dan kikir bulat.
Kikir datar untuk pengikiran rata.Kikir setengah bulatdipergunakan untuk
pekerjaan yang bersifat umum dan mengikir lengkungan bagian dalam.Kikir
bujur sangkar dipergunakan untuk membuat alur, celah siku-siku, dan
membentuk lubang segiempat.Kikir segitiga untuk mengikir lubang dan
bagian yang bersudut lebih kecil dari 90°.Kikir bulat digunakan untuk
membuat cekungan dan memperluas lubang.
Guratan pada kikir menunjukkan seberapa baik gigi kikir, yang dapat
diklasifikasikan menurut kekasarannya yaitu dari eksta kasar sampai sangat
halus sebagai berikut: ekstra kasar, kasar (bastard), sedang, setengah halus
(second cut), halus, dan sangat halus. Kikir guratan tunggal (single-cut)
memiliki satu set gigi paralel, sedangkan kikir guratan silang (cross-cut) atau
guratan ganda (double-cut) memiliki dua guratan yang membetuk „gigiberlian‟.
Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak.Guratan
ganda dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan
membuat sudut 45°, dan yang lain 70°, terhadap sumbu memanjang kikir.
2.1.7 Alat Pelubang
2.1.7.1 Drip (Pin Punch)
Bentuk drip sangat mirip dengan pahat dan seringkali termasuk dalam
kemasan set pahat, tetapi ada perbedaan yang mendasar yaitu pada bentuk
ujung/matanya. Bentuk ujung drip adalah berupa batang silindris, oleh karena
itu dapat juga disebut sebagai pahat bulat. Ujung/mata drip tersedia dalam
berbagai ukuran. Drip dapat digunakan untuk membuat lubang pada pelatpelat tipis, dan dapat juga digunakan untuk mengeluarkan batang keling dari
lubangnya setelah dihilangkan kepalanya.
2.1.7.2 Bor
Bor atau gurdi digunakan untuk membuat lubang atau mengebor bermacammacam bahan teknik yaitu bahan logam seperti plat besi, aluminium,
kuningan dan bahan non logam seperti plastik, acrylic, dsb.
Mata bor tersedia dalam berbagai macam dan dapat dibedakan dari
bahannya, hanya saja yang umum dipasaran adalah HSS (High Speed
Steel) atau HSS-Co ( HSS-Cobalt ) walaupun ada yang type khusus untuk
material tertentu.
HSS-Co lebih keras daripada HSS biasa, sehingga dalam penggunaan lebih
awet dan tentunya dari segi harga lebih mahal dari HSS biasa.
Mata bor besi standar berbentuk silinder rata (straight shank) bergalur helik
(spiral) disepanjang badan bor yang biasa digunakan pada unit bor tangan,
bor duduk/pilar atau mesin-mesin pemrosesan logam lainnya, bentuk yang
khusus hanya berbeda pada bagian pangkal/tangkai, yaitu tirus seperti
kerucut (taper shank) yang digunakan sesuai dengan unit mesin bor atau
mesin pemrosesan logam lainnya.Karena bergalur helik disepanjang
badannya maka mata bor ini sering disebut bor spiral.
Mata bor spiral terdiri dari dua bagian utama yaitu tangkai dan badan bor,
ada yang diberi leher diantara tangkai dan badan, terutama mata bor
bertangkai tirus. Panjang bor dihitung mulai dari pangkal tangkai sampai
ujung badan bor (mata bor).Ukuran bor berdasarkan diameter pada bibir
potongnya, tersedia dalam satuan metrik atau satuan imperial.Ukuran bor
dicantumkan pada tangkai bor. Berdasarkan penggunaannya terhadap jenis bahan yang dikerjakan, mata bor dapat dibedadakan melalui besarnya sudut
mata bor, sudut helik, dan sudut bebas.
2.1.8 Alat Pengulir
Alat pengulir adalah berfungsi untuk membuat ulir, baik ulir dalam maupun
ulir luar. Alat untuk pembuatan ulir dalam disebut tap dan untuk pembuatan
ulir luar disebut snei (die). Baik tap maupun snei dibuat dari bahan baja
perkakas jenis baja kecepatan tinggi (HSS).
2.1.8.1 Tap
Tap adalah alat yang digunakan untuk mebuat ulir dalam. Untuk pembuatan
setiap tingkat ukuran ulir diperlukan satu set tap yang terdiri dari tiga buah tap
yang masing-masing harus digunakan secara berurutan sesuai dengan
tingkat volume pemotongannya. Untuk mengetahui mana tap pertama,
kedua, dan ketiga dapat dilihat dari tingkat kekonisan pada ujungnya. Tap I
konis sepanjang 8-10 uliran atau sudut ketirusan ± 4°, Tap II konis sepanjang
3-4 uliran atau sudut ketirusan ± 10°, dan Tap III konis sepanjang ~1,5 uliran
atau sudut ketirusan ± 20°, beberapa produk ada yang memberi tanda pada
tangkainya berupa 1 strip, 2 strip, dan 3 atau tanpa strip untuk Tap I, II, dan
III. Ditinjau dari tingkat volume hasil pemotongannya, Tap I memotong ± 55%,
Tap II memotong ± 25%, dan Tap III memotong ± 20%.Ukuran diameter Tap
diukur dari puncak ke puncak ulirnya, ada yang dalam Metrik (mm) dan ada
yang dalam Whitworth (inchi) dan dicantumkan pada tangkainya.
2.1.8.2 Snei (die)
Snei adalah alat untuk membuat ulir luar pada batang silindris.Snei berbentuk
cakram dengan lubang berulir ditengah (pusat). Awal ulir pada kedua sisinya
dichamper sehingga membentuk tirus, untuk memusatkan alat pemotong ulir
tersebut pada benda kerja dan mempermudah awal proses
pemotongan.Lubang-lubang seragam, sejajar sumbu ulir, dan berhenti di
bagian ulir menimbulkan sisi-sisi potong, alur alur-alur pemotong beram, dan
ruang pembuangan beram.Snei ada yang dibelah pada salah satu sisi
lingkarnya untuk memungkinkan pengaturan secara terbatas.
2.1.9 Alat Pemukul
Dalam dunia teknik, alat pemukul yang lazim digunakan adalah disebut palu
atau martil, yaitu peralatan yang dipergunakan untuk memukul benda kerja
maupun peralatan lainnya yang dalam fungsi kerjanya memerlukan pukulan,
contohnya dalam memahat, dan memaku.Palu terdiri dari dua bagian yaitu
kepala dan tangkai dan tersedia dalam banyak macam menurut bahan,
bentuk, ukuran, dan bobotnya.Tetapi disini diuraikan hanya palu yang umum
digunakan dalam kerja bangku.
2.1.9.1 Palu Pen
2.1.9.2 Palu Konde
2.1.9.3 Palu Plastik
2.1.10 Mesin Bor
Mesin bor yang digunakan dalam kerja bangku adalah mesin bor duduk atau
mesin bor pilar (lihat gambar 1.38). Penggerak utamanya adalah motor listrik
yang memutar puli penggerak. Putaran puli penggerak diteruskan
menggunakan sabuk (belt) ke puli yang memutar spindel untuk proses
pengeboran.
Keterangan Gambar:
1. Saklar On/Off
2. Tutup pelindung Puli (Pulley) dan Sabuk (Belt)
3. Cekam (Chuck)
4. Meja (dapat disetel)
5. Plat dasar/meja tetap
6. Motor penggerak
7. Tuas penekan bor
8. Tuas penyetel meja (engkol)
9. Tiang/kolom
Sumber:
Rawung, Eric E. 2013. Teknik Kerja Bengkel. Jakarta: Kementerian Pendididikan dan Kebudayaan.
No comments:
Post a Comment