Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

Tuesday, June 6, 2023

Luka

 



Luka ini abadi.

Kau yang katanya tulus menyinari.

Mematikan kasih dan memilih pergi.

Kau yang kusimpan di hati.

Berhenti untuk peduli.

Aku disini mati.

Kau disana menikmati hari.

Tak ada kebenaran yang hakiki. 

Hanya dua insan yang tak bisa saling mengerti. 


Friday, December 2, 2022

Kasih yang Mati

Kasih yang Mati

Luka ini abadi.

Kau yang katanya tulus menyinari.

Mematikan kasih dan memilih pergi.

Kau yang kusimpan di hati.

Berhenti untuk peduli.

Aku disini mati.

Kau disana menikmati hari.

Kau yang salah, aku yang dimaki. 

Sebajingan itukah kamu?


Friday, November 4, 2022

Puisi Hujan Malam Ini

Hujan Malam Ini



Hujan malam ini bagaimana?

Lebih deras dari luka yang menerpa? 

Hujan malam ini bagaimana?

Sesyahdu cinta yang kini jadi lara?

Hujan malam ini bagaimana?

Lebih lama dari rindu yang tak kunjung temu? 

Masihkah dapat kau nikmati?

Yup, suaranya memang tak semerdu suara rindu.

Dinginnya membekukan jiwa yang hatinya telah beku.

Tapi,

Apakah kamu tau makna hujan malam ini?

Tak tau?

Tengoklah ke belakang! 

Hujanlah yang mengantarkanmu pada ruang rinduku. 


Purbalingga, 4 November 2022

Mun, aku rindu

Thursday, July 28, 2022

Kumpulan Puisi - Kisah Kasih Oleh Yoyon Fauzi

Assalamu'alaikum wr wb, 

Hallo bro. 

Pada kesempatan ini aku mau membagikan tulisanku yang berbentuk puisi nih. Puisi ini sebenarnya sudah saya tulis lama, tapi baru pengin aja upload di sini. Puisi ini kutulis saat sedang jatuh jatuhnya soal cinta. 😁

Selamat membaca ya 😊


Air

Jika aku dapat memilih takdir

Aku ingin menjadi air

Menguap karena hangatnya belaian

Membeku karena sejuknya rayuan

Lalu, menjadi rintik hujan yang membasahi pipimu

Menghapus airmata, yang menyamarkan kecantikanmu.

(Yogyakarta, 2020)


Terbang

Saat aku merayu

Dan kamu ingin terbang

Terbanglah

Itu yang aku mau

Melihatmu paling bersinar

Diantara jutaan bintang

(Yogyakarta, 2020)


Nikmat Hidup

Dinginnya hujan

Hangatnya candamu

Pahitnya kopi

Perpaduan elegan nikmati hidup

(Yogyakarta, 2020)


Pendusta

Kau pendusta

Aku orang bodoh

Kita bekerja sama

Merangkai sebuah kisah

Harmonisasi yang penuh tipu daya

(Yogyakarta, 2020)


Egois

Egoisku

Egoismu

Bergabung menjadi keegoisan kita.

Membawa kita menuju suatu ruang

Ruang tanpa asa, untuk kita saling bertahan

(Yogyakarta, 2020)


Perpisahan

Hujan masih air

Tak seseram senyum perpisahan

(Yogyakarta, 2020)


Bayangmu

Bayangmu masih disini

Berkawan dengan sepi

Berperang melawan hati

Karena enggan untuk pergi

Entah kapan akan mati

(Yogyakarta, 2020)


Mencintaimu

Mencintaimu bukan maukuAku ingin pergi

Namun,

Tuhan masih saja

Membalikan hati menuju arahmu

(Yogyakarta, 2020)


Tersesat

Aku tersesat

Banyak orang memberi arah

Tapi, semua tak sama.

Lalu, jalan mana yang harus kupilih.

Jalan menuju rumah-Mu adalah jalan terbaik untuk hidupku

(Yogyakarta, 2020)


Pendosa

Rintik hujan datang beriringan

Mengantar pesan penuh penyesalan

Betapa bodohnya aku

Masuk dalam pusar kenikmatan

Kenikmatan berbelenggu dosa

Tuhan, ijinkan pendosa ini memeluk firdausmu

(Yogyakarta, 2020)


Udah sekian aja dulu ya,

Terima kasih sudah berkenan membaca.

Sampai jumpa di edisi puisi selanjutnya.

Byeee 😊

Wassalamu'alaikum wr. wb.