Assalamu'alaikum wr wb,
Hallo bro.
Pada kesempatan ini aku mau membagikan tulisanku yang berbentuk puisi nih. Puisi ini sebenarnya sudah saya tulis lama, tapi baru pengin aja upload di sini. Puisi ini kutulis saat sedang jatuh jatuhnya soal cinta. 😁
Selamat membaca ya 😊
Air
Jika aku dapat memilih takdir
Aku ingin menjadi air
Menguap karena hangatnya belaian
Membeku karena sejuknya rayuan
Lalu, menjadi rintik hujan yang membasahi pipimu
Menghapus airmata, yang menyamarkan kecantikanmu.
(Yogyakarta, 2020)
Terbang
Saat aku merayu
Dan kamu ingin terbang
Terbanglah
Itu yang aku mau
Melihatmu paling bersinar
Diantara jutaan bintang
(Yogyakarta, 2020)
Nikmat Hidup
Dinginnya hujan
Hangatnya candamu
Pahitnya kopi
Perpaduan elegan nikmati hidup
(Yogyakarta, 2020)
Pendusta
Kau pendusta
Aku orang bodoh
Kita bekerja sama
Merangkai sebuah kisah
Harmonisasi yang penuh tipu daya
(Yogyakarta, 2020)
Egois
Egoisku
Egoismu
Bergabung menjadi keegoisan kita.
Membawa kita menuju suatu ruang
Ruang tanpa asa, untuk kita saling bertahan
(Yogyakarta, 2020)
Perpisahan
Hujan masih air
Tak seseram senyum perpisahan
(Yogyakarta, 2020)
Bayangmu
Bayangmu masih disini
Berkawan dengan sepi
Berperang melawan hati
Karena enggan untuk pergi
Entah kapan akan mati
(Yogyakarta, 2020)
Mencintaimu
Mencintaimu bukan maukuAku ingin pergi
Namun,
Tuhan masih saja
Membalikan hati menuju arahmu
(Yogyakarta, 2020)
Tersesat
Aku tersesat
Banyak orang memberi arah
Tapi, semua tak sama.
Lalu, jalan mana yang harus kupilih.
Jalan menuju rumah-Mu adalah jalan terbaik untuk hidupku
(Yogyakarta, 2020)
Pendosa
Rintik hujan datang beriringan
Mengantar pesan penuh penyesalan
Betapa bodohnya aku
Masuk dalam pusar kenikmatan
Kenikmatan berbelenggu dosa
Tuhan, ijinkan pendosa ini memeluk firdausmu
(Yogyakarta, 2020)
Udah sekian aja dulu ya,
Terima kasih sudah berkenan membaca.
Sampai jumpa di edisi puisi selanjutnya.
Byeee 😊
Wassalamu'alaikum wr. wb.
No comments:
Post a Comment