Friday, December 2, 2022

Strategi Pembelajaran siswa aktif

Strategi Pembelajaran siswa aktif


  1. Pengertian Strategi Pembelajaran siswa aktif

Ide pembelajaran siswa aktif ini sebenarnya mengacu kepada bagaimana memberikan sesuatu yang berbeda kepada orang yang berbeda. Jadi pembelajaran aktif sebenarnya mengakomodasi perbedaan yang ada di antara individu peserta didik. Seperti diketahui setiap peserta didik bersifat unik. Peserta didik yang satu berbeda dengan peserta didik lain dilihat dari berbagai sisi. Oleh karena itu, ada beberapa definisi tentang pembelajaran aktif, antara lain: Belajar aktif menurut Meyers & Jones, meliputi pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan diskusi yang penuh makna, mendengar, menulis, membaca dan merefleksi materi, gagasan, isu dan konsern materi akademik. Paulson&Faust mengungkapkan bahwa belajar aktif secara sederhana merupakan segala sesuatu yang dilakukan peserta didik selain hanya menjadi pendengar pasif ceramah dari guru. Hal ini meliputi segala sesuatu dari latihan mendengarkan untuk mencerna segala sesuatu yang didengar, latihan menulis pendek dalam menanggapi materi dari guru sampai dengan latihan kelompok yang kompleks untuk menerapkan materi

Pembelajaran dalam situasi kehidupan nyata atau pada permasalahan yang baru. Joint Report menyatakan bahwa belajar merupakan pencarian makna secara aktif oleh peserta didik. Belajar lebih merupakan pembangunan pengetahuan dari pada sekedar menerima pengetahuan secara pasif. Chickering&Gamson menambahkan bahwa belajar tidaklah seperti menonton olahraga. Peserta didik tidak akan belajar banyak hanya dengan dengan duduk di kelas dan mendengarkan guru, mengingat tugas-tugas, dan mengajukan jawaban. Mereka harus mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari, menulisnya, menghubungkan dengan pengalaman terdahulu dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka seharusnya memiliki apa yang mereka pelajari. Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan bersadarkan asumsi bahwa 1) pada dasarnya belajar merupakan proses aktif dan 2) seseorang memiliki cara belajar yang berbeda dengan orang lain. 

Sementara itu Fink berpendapat bahwa pembelajaran aktif merupakan cara yang paling baik untuk memberdayakan peserta didik dengan mengembangkan seluruh potensi peserta didik sehingga mampu belajar. Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan bersadarkan asumsi bahwa 1) pada dasarnya belajar merupakan proses aktif dan 2) seseorang memiliki cara belajar yang berbeda dengan orang lain.

  1. Urgensi Penerapan pembelajaran siswa aktif

Beberapa alasan perlunya menerapkan pembelajaran yang aktif, antara laian: 

  1. Riset kognitif menunjukkan bahwa menggunakan teknik ceramah melulu bukanlah strategi pembelajaran yang efektif. Jika peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk membaca, mendengar, melihat, mempraktekkan dan mendiskusikan materi pembelajaran, mereka akan lebih banyak mengingatnya.


The Cone of Learning

  1. Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran aktif dapat mencegah terjadinya sesi yang monoton, sehingga peserta didik akan lebih banyak memberikan perhatian dan lebih menikmati sesi pembelajaran. 

  2. Pembelajaran aktif dapat mengintegrasikan bahan-bahan ataupun pengetahuan baik yang lama maupun yang baru. 

  3. Dalam pembelajaran aktif peserta didik dilibatkan dengan ketrampilan berfikir tingkat tinggi, hal ini akan menyebabkan ketrampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik semakin terasah. 

  4. Kegiatan-kegiatan mandiri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melibatkan gaya belajarnya sendiri dalam kegiatan-kegiatan. 

  5. Peserta didik akan lebih mampu untuk mengulang langkahlangkah penting jika kegiatan tersebut dilakukan sendiri. 

  6. Pembelajaran aktif memerlukan tanggung jawab individual dan sekaligus tingkat kerjasama yang tinggi, hal ini dapat meningkatkan kemandirian dan juga ketrampilan sosial peserta didik. 

  7. Pembelajaran aktif mendorong interaksi peserta didik dengan peserta didik lain dan guru, hal ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik. 

  8. Keterlibatan peserta didik yang tinggi dalam pembelajaran menyebabkan minat dan motivasi belajar peserta didik meningkat

Penelitian Trenaman menemukan bahwa metode ceramah hanya efektif pada 15 menit pertama dari waktu perkuliahan, setelah itu bila ceramah dilanjutkan, pembelajaran akan berlangsung secara tidak bermakna. Penelitian lain yang dilakukan oleh Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian peserta didik dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi tersebut timbul antara lain karena pada umumnya guru/ dosen mendominasi seluruh proses pembelajaran, sementara peserta didik lebih banyak bersifat pasif. Kondisi nyata yang terjadi pada pembelajaran di atas menekankan pentingnya pembelajaran aktif.

  1. Karatkteristik pembelajaran siswa aktif

Beberapa karakteristik pembelajaran aktif, antara lain:

  1. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi oleh guru melainkan pada eksplorasi informasi dan pembangunan konsep oleh peserta didik 

  2. Atmosfer pembelajaran mendukung/kondusif. Dosen mengembangkan keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan oleh guru. Peserta didik juga merasa nyaman mengemukakan pendapat atau menanggapi pendapat orang lain karena lebih banyak berinteraksi antar peserta didik. 

  3. Peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan mengerjakan berbagai hal (membaca, melihat, mendengar, melakukan eksperimen dan berdiskusi) yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 

  4. Peserta didik dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kooperatif yang membutuhkan tanggung jawab individual sekaligus ketergantungan positif antar anggota kelompok.

  5. Peserta didik dirangsang untuk menggunakan kemampuan berfikir kritis, analisa dan evaluasi. 

  6. Peserta didik terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di dalam maupun di luar kelas. 

  7. Guru mendapatkan umpan balik yang lebih cepat tentang proses dan hasil perkuliahan.

  1. Faktor-faktor yang  mendukung pelaksanaan pembelajaran siswa aktif

  1. Ketersediaan lingkungan dan sumberbelajar yang memadai dengan pelaksanaan pembelajaran yang aktif 

Sebuah pembelajaran siswa aktif yang telah dirancang secara maksimal tidak dapat terlaksana dengan baik jika tidak tersedia lingkungan dan sumber belajar yang memadai. Sebagai contoh jika peserta didik diminta untuk melakukan eksperimentasi maka perlu disiapkan petunjuk eksperimentasi beserta alat dan bahan eksperimentasinya. Jika peserta didik diminta melakukan wawancara maka harus dijamin peserta didik menjumpai obyek wawancara. Demikian juga ketika kita meminta peserta didik mendiskusikan bahan bacaan dari buku tertentu, harus dipastikan bahwa peserta didik mudah mendapatkan buku yang dimaksud. 

  1. Beberapa metode yang dapat mengaktifkan peserta didik 

Di bawah ini adalah beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang aktif: 

  1. Macam-macam metode untuk berbagi gagasan 

  1. Think, pair and share: ajukan permasalahan pada peserta didik. Berikan kesempatan 2-5 menit untuk berfikir sendiri (think). Setelah selesai mintalah mereka mendiskusikan masalah yangsama dengan peserta didik disebelahnya selama 3-5 menit (pair). Akhirnya pilihlah satu pasangan untuk mengemukakan pendapat mereka di depan kelas (share) 

  2. Kelompok belajar kolaboratif.: peserta didik dibentuk dalam kelompok heterogen 3-6 orang. Mintalah salah satu peserta didik menjadi pemimpinnya dan satu yang lain menjadi pencatat. Berikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar secara berkolaborasi. Hasil kelompok berupa laporan tertulis

  3. Review bahan : pada separuh waktu yang tersedia peserta didik diminta untuk bekerja dalam kelompok mereview bahan dengan cara setiap orang mengajukan hal-hal yang belum dipahami dan mendiskusikannya dalam kelompok. Pada separuh waktu berikutnya kelompok-kelompok mengajukan permasalahan dan membantu kelompok yang lain 

  4. Pesta Pertanyaan : peserta didik diminta membaca topik/materi tertentu. Masing-masing peserta didik menyiapkan beberapa pertanyaan penting beserta kemungkinan jawabannya. Secara bergiliran peserta didik menyampaikan pertanyaan dan dibahas bersama temantemannya serta dikuatkan oleh dosen. 

  5. Analisa studi kasus:: kepada peserta didik diberikan kasus yang harus dipecahkan baik secara individual maupun secara berkelompok berdasarkan data, fakta atau konsep yang telah dipelajari di kelas. 

  6. Mengevaluasi hasil kerja teman : dapat dilakukan setelah mengembangkan suatu produk. Umumnya peserta didik menggunakan rubrik untuk mengevaluasi hasil kerja temannya 

  7. Bermain peran : masing-masing kelompok diminta merancang permainan peran berdasarkan konsep yang sedang dipelajari. Kelompok yang satu menanggapi hasil permainan peran kelompok yang lain. 

  8. Membangun model : sama dengan bermain peran masing- masing kelompok diminta untuk mengembangkan model berdasarkan konsep yang dipelajari. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil dan ditanggapi kelompok lainnya.

  1. Macam-macam metode untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap konsep yang telah dipelajari

  1. Mengembangkan peta konsep.: secara individual ataupun kelompok peserta didik diminta untuk mengembangkan peta konsep yang merupakan representasi gagasan, model, konsep atau hubungan antar konsep. Peserta didik membuat bulatan-bulatan yang didalamnya terdapat konsep dan garis yang menghubungkan antara bulatan yang satu dengan yang lainnya. 

  2. One minute paper : kegiatan ini dapat dilakukan di akhir perkuliahan. Mintalah peserta didik mengeluarkan secarik kertas. Ajukan sebuah pertanyaan terbuka atau tertutup terkait konsep yang telah dipelajari. Berikan waktu satu atau dua menit bagi mahasiswa untuk menjawabnya. 

  3. Yang jelas dan yang masih ragu : hampir mirip dengan one minute paper, mintalah peserta didik menuliskan hal-hal yang telah jelas dan yang masih meragukan atau bahkan yang mereka belum paham sama sekali. Hal ini sangat penting untuk mereview konsep pada pertemuan berikutnya. 

  4. Refleksi: mintalah satu atau dua peserta didik maju di depan kelas dan menceriterakan kesan terhadap pemebelajaran. Refleksi juga dapat memancing perasaan dan kesulitan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

  5. Quis: guru mengajukan beberapa masalah atau soal terkait konsep dan meminta peserta didik menjawabnya. Quis dapat dilakukan dengan menyertakan nama peserta didik maupun tidak mencantumkan nama. 

  6. Simulasi/latihan praktek : setelah peserta didik belajar tentang ketrampilan motorik tertentu, secara acak peserta didik diminta untuk mempraktekkan ketrampilan yang telah dipelajari di depan kelas. 

  7. Turnamen : secara berkelompok peserta didik berkompetisi untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan konsep yang telah dipelajari. Kelompok peserta didik yang memenangkan turnamen mendapatkan reward tertentu.

  1. Macam-macam metode setelah menerima penjelasan dari guru

  1. Jeda klarifikasi: kegiatan ini dimaksudkan agar peserta didik mendengar dengan aktif. Guru memberikan jeda diantara penjelasannya agar peserta didik dapat mengklarifikasi 

  2. Berbagi catatan : setelah serangkaian kegiatan peserta didik membandingkan hasil catatannya dengan catatan rekannya yang lain 

  3. Tanya jawab : hampir mirip dengan jeda klarifikasi namun tanya jawab dilakukan setelah penjelasan benarbenar tuntas. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya terkait dengan konsep dan aplikasinya. Jika tidak ada pertanyaan dari peserta didik, dosen dapat memancing dengan bertanya pada peserta didik. Perlu diingat bahwa mengajukan pertanyaan bukanlah hal yang mudah bagi peserta didik. Oleh karenanya, perlu diberikan alokasi waktu bagi peserta didik untuk berfikir. 

  4. Merespon demonstrasi : setelah peserta didik diajak mengamati kejadian tertentu, mereka diminta untuk membuat sebuah paragraf tentang kesan peserta didik terhadap demonstrasi tersebut. Peserta didik dapat memulai dengan kalimat. ” Setelah mencermati demonstrasi saya..........................”

  1. Implementasi pembelajaran siswa aktif pada Pembelajaran Mekatronika

Pada dasarnya penerapan pembelajaran siswa aktif pada pembelajaran Mekatronika sama dengan pembelajaran lainnya. Karena yang membedakan hanyalah isi materinya saja. Secara umum pembelajaran dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yakni bagian kegiatan awal, bagian kegiatan inti dan bagian kegiatan akhir. Keterangan untuk masing-masing bagian adalah sebagai berikut: 

  1. Kegiatan awal 

Dalam pembelajaran yang aktif bagian kegiatan awal merupakan bagian yang penting. Pada bagian ini pembelajaran haruslah dapat membangkitkan motivasi peserta didik dalam mempelajari topik yang dibahas serta menyadarkan kepada mereka apa yang seharusnya telah dikuasai setelah pembelajaran berakhir. Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dipilih diantaranya: 

  1. Mengajukan kasus-kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dipilih diantaranya: 

  2. Mengajukan kasus-kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan konsep/topik yang sedang dipelajari. Dengan mengajukan kasus-kasus dalam kehidupan nyata akan mengesankan bahwa topik yang dipelajari memang sangat penting dan berguna dalam kehidupan. Selain itu berbagai pendapat yang mereka ajukan juga dapat dimanfaatkan untuk menggali pengetahuan awal mereka tentang konsep yang akan dipelajari. 

  3. Meminta peserta didik mencermati dan memberikan komentar tentang video, gambar dan sketsa yang terkait dengan konsep yang akan dipelajari dan meminta komentar mereka

  4. Mendemonstrasikan sesuatu didepan kelas dan meminta peserta didik mengomentari 

  5. Menyampaikan fakta-fakta perkembangan IPTEK terkait dengan konsep yang akan dipelajari 

Dalam pelaksanaannya guru perlu menyiapkan pertanyaan menantang yang akan diajukan bersamaan dengan kasus yang diajukan. Upayakan agar pertanyann merupakan jenis pertanyaan terbuka sehingga banyak kesempatan bagi peserta didik untuk menjawab dan mendapatkan respon positif dari guru. Selain itu pada kegiatan awal ini perlu ditegaskan tujuan-tujuan atau kompetensi yang akan dicapai dalam perkuliahan, demikian juga dengan urutan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta didik dalam pembelajaran. 

  1. Kegiatan Inti 

Jika bagian awal merupakan bagian untuk memotivasi peserta didik mempelajari konsep, bagian inti merupakan serangkaian kegiatan yang mengarahkan peserta didik untuk membangun konsep. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa dalam kegiatan inti terlebih dahulu peserta didik diberikan kesempatan melalui berbagai pilihan kegiatan untuk membangun konsep. Pemilihan kegiatan haruslah cermat dan menjamin mereka akan mengikuti alur pengumpulan informasi, pemaknaan informasi dan pembangunan konsep dan pengkomunikasian konsep kepada peserta didik lain. Pada umumnya guru juga akan menyampaikan penguatan konsep dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kasus-kasus kehidupan nyata.

Tantangan lain dalam mengembangkan bagian kegiatan inti adalah mempertahankan agar proses pembelajaran dari satu pertemuan kepertemuan lain selalu menarik dan beragam. Menarik dalam arti bahwa langkah pembelajaran memilih strategi dan metode yang tepat sehingga membantu peserta didik membangun konsepnya secara mandiri. Akan tetapi menarik saja tidaklah cukup, jika strategi dan metode yang dipilih itu-itu saja maka peserta didik juga akan merasa bosan. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan variasi strategi dan metode pembelajaran. 

Dibawah ini adalah beberapa strategi atau metode yang dapat dimanfaatkan. 

  1. Macam-macam pembelajaran kooperatif yakni pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk bekerjasama dengan berbagai pilihan metode ( JIGSAW, TGT, STAD, dll). 

  2. Pembelajaran berbasis masalah yakni pembelajaran yang mengarahkan mahasiswa untuk memecahkan masalah yang diajukan dengan konsep yang akan dipelajari. 

  3. Proyek dan penyusuna laporan 

  4. Diskusi 

  5. Debat 

  6. Wawancara 

  7. Simulasi dan bermain peran 

  8. Tanya jawab 

  9. dsb 

  1. Kegiatan akhir 

Bagian akhir pembelajaran adalah kegiatan di mana guru berusaha mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada tahap ini diantaranya adalah. 

  1. peserta didik diminta membuat ringkasan tentang hal-hal yang telah dipelajari 

  2. peserta didik mempresentasikan secara lisan poin-poin penting yang telah mereka pelajari 

  3. peserta didik mengembangkan tulisan kreatif terkait konsep yang dipelajari 

  4. peserta didik diminta mengembangkan peta konsep tentang materi yang dipelajari 

  5. dsb

No comments:

Post a Comment