Nama :
-
Devy Larasati 16518241025
-
Yoyon Fauzi 16518241026
-
Dwi Krisnaningrum 16518241027
-
Wahyu Romadloni 16518241028
Rangkuman Materi Teknik Fotografi Digital
A.
Dasar Fotografi
·
Fotografi merupakan seni atau proses yang menghasilkan
gambar dan cahaya pada film
·
Kunci menghasilkan foto yang bagus ialah kemampuan untuk
memahami dan memanfaatkan cahaya yang ada atau dengan bantuan alat
pencahayaan(lighting)
·
Cara untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk pada
sensor kamera digital :
1.
Kecepatan (shutter speed) = lamanya waktu yang diperlukan
untuk menyinari sensor CMOS atau CCD pada kamera digital. Shutter semacam layer
yang menutup sensor.
2.
Bukaan lensa/diafragma( aperture)=Aperture adalah ukuran
bukaan lensa yang berfungsi memasukkan dan meneruskan cahaya ke sensor. Ukuran
besar kecilnya dapat diatur melalui diafragma.
3.
ISO /kepekaan = ISO lebih dipahami sebagai kemampuan
teknologi sensor untuk menangkap cahaya(tingkat kepekaan terhadap cahaya).
Semakin tinggi ISO yang digunakan maka semakin besar kepekaan terhadap cahaya.
·
Untuk mengetahui apakah exposure sudah tepat atau belum
pada kamera digital atau konvensional tersedia fasilitas metering. Sehingga
terjadinya kelebihan cahaya atau kekurangan cahaya dapat diminimalkan.
B. Kamera Digital
·
Kamera digital adalah piranti yang secara elektronik
menangkap gambar dan menyimpannya dalam memori digital, tidak lagi membutuhkan
bantuan film untuk media hasil jepret.
·
Cara kerja kamera digital
1.
Pada saat memotret gambar sepeda, cahaya gambar datang
dari sepeda ke kamera dan mengenai lensa.
2.
Gambar yang ditangkap lensa dilewatkan pada filter warna
yang kemudian akan ditangkap oleh CCD/CMOS atau sensor gambar.
3.
CCD mengubah sinyal analog/ gambar dari lensa menjadi
sinyal listrik. Pada CCD terdapat Pixel/jumlah titik.
4.
Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke
bagian pemroses gambar yang bertugas memproses gambar menjadi file berformat
gambar serta melakukan kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPG,
JPEG,dll)
5.
Setelah menjadi sinyal digital, selanjutnya diproses oleh
chip processor komputer yang dimiliki setiap kamera
6.
Proses terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar ke
bagian penyimpanan.
C. Mekanisme Kerja Kamera DSLR
·
DSLR (Digital Single Lens Reflex) adalah kamera yang
memanfaatkan cermin untuk mengarahkan cahaya dari lensa ke viewfinder (lobang
kecil dibelakang kamera tempat kita mengintip.
·
1.
Lensa : Terdiri dari elemen-elemen lensa majemuk yang
disusun secara berderet, serta sebuah celah aperture yang dapat melebar dan
menyempit. Berfungsi untuk mengsatur view yang dibidik akan tampil pada
gambarnya nanti
2.
Cermin : Untuk melindungi sensor dari cahaya/debu saat
tidak digunakan dan untuk menyalurkan cahaya/view ke viewfinder
3.
Shutter : Berfungsi menahan sinar yang masuk tidak
mengenai film sampai kita menekan tombol. Lamanya tirai shutter terbuka inilah
yang disebut shutter speed.
4.
Sensor : Berfungsi untuk menangkap cahaya/view yang
dibidik dan mengubahnya menjadi data digital.
5.
Layar Focusing : Komponen utama dalam teknologi
autofocus, berfungsi untuk mendeteksi keadaan fokus suatu view yang dibidik.
6.
Lensa Condenser : Berfungsi memperbesar tampilan objek
7.
Pentaprisma : Berfungsi menampilkan view yang diteruskan
dari focusing screen sebanyak dua kali sehingga view yang awalnya terbalik, menjadi
tidak terbalik.
8.
Viewfinder : Tempat fotografer mengintip view yang
dibidik kamera sebelum mengambil gambar.
·
Mekanisme kerja :
-
View masuk ke dalam sederetan elemen depan lensa Lubang
aperture
-
Penyesuaian view kemudian diproyeksikan dalam keadaan terbalik
oleh deretan elemen lensa paling belakang
-
Menuju sebuah cermin dengan kemiringan 45 derajat,
kemudian dipantulkan menuju focusing screen dan condenser element. Kemudian
diteruskan ke pentaprism untuk membalik kembali view yang dibidik terebut.
Bagian-bagian kamera :
Kamera DSLR
Keterangan :
1. Lensa
Jenis-jenis lensa pada kamera DSLR
dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan, namun DLSR dan lensa memiliki perbedaan
mount, jadi size perlu diperhatikan.
2. Grip
Bagian dikanan kamera sebagai
pegangan, didalamnya terdapat baterai.
3. Shutter
dan Dial
Shutter berfungsi mengambil bidikan
dan dial mengatur kecepatan diafragma.
4. Tombol
Lensa
Memisahkan kamera dari lensa dan
menahan beban lensa saat menyatu dengan DLSR.
5. Shut
mode button
Untuk mengatur mode-mode pemotretan
yang diinginkan.
6. Built
in Flash Light
Lampu flash internal, hanya dapat
menghadap ke satu arah.
Keterangan :
1. Viewfinder
Nama laindari jendela bidik.
Didalamnya terdapat karet sebagai penahan cahaya, terdapat pula titik focus.
2. LCD
Terdapat 3 fungsi : melihat hasil
jepretan kita, melihat info-info atau settingan pada kamera, dan sebagai live
view.
3. Tombol
navigasi
Berfungsi mengendalikan setting
kamera dan melihat hasil foto.
4. Tombol
play
Melihat tampilan hasil jepretan.
5. Tombol
menu
Untuk melakukan perubahan settingan
kamera.
6. Tombol
zoom
Untuk memperbesal dan memperkecil
hasil jepretan.
7. Tombol
AV
Berfungsi mengatur kompensasi
pencahayaan.
8. Speaker
Mendengar suara yang sudah kita rekam
divideo.
9. Tombol
rekam
Berfungsi merekam video.
Keterangan :
1. Tombol
Power
Menghidupkan dan mematikan kamera
DSLR
2. Shut
mode button
Berfungsi mengatur mode-mode
pemotretan yang kita inginkan.
TEKNIK FOTOGRAFI DIGITAL
1. Stabilitas
Bagaimana
cara kita dalam memegang kamera akan mempengaruhi hasil foto, misalnya tangan
kita gemetar dalam mengambil foto maka hasil foto tersebut akan blur atau tanpa sadar tangan kita
menutupi lensa maupun flash.
Tips
agar hasil foto bagus :
1. Jika
kesulitan memegang kamera, peganglah dengan kedua tangan
2. Tangan
kanan berada di kanan atas kamera dengan jari bersiap di tombol shutter
3. Tanggan
kiri berada di kiri bawah kamera untuk menopang berat kemera.
4. Rapatkan
siku pada dada agar lebih kuat.
2. Exposure
Adalah
sebuah sebutan untuk menyatakan banyaknya cahaya yang diterima sensor cahaya
pada kamera digital. Yang dikontrol oleh dua factor yaitu : shutter speed dan
Aperture size.
Shutter
speed menentukan berapa lama shutter akan terbuka.
Aperture
size tempat cahaya masuk.
3. DoF
(Depth of Field)
Dalam
dunia fotogarfi DOF berarti rentang jarak antara kamera dengan subjek foto
untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diambil
(tidak blur). Dengan kata lain,DOF digunakan untuk menunjukkan ruangan tertentu
di dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata karena adanya
perbedaan ketajaman (fokus)
Secara
umum, DOF dipengaruhi oleh 3 hal :
1. Jarak
fokus utama dari kamera
Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan
kuadrat jarak objek.
2. Bukaan
diafragma
Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan
diafragma.
3. Panjang
fokus lensa yang digunakan
Lebar ruang tajam berbanding terbalik
dengan kuadrat panjang fokus.
4. Teknik
Panning
Memberikan kesan gerak pada foto. Ketika
melakukan panning, anda harus mengikuti subjek selam eksposure.
5. Teknik
Freezing
Penggunaan rana dengan kecepatan rendah
pada subjek yang bergerak akan menimbulkan blur yang memberikan kesan gerak.
Hasilnya adalah foto yang memperlihatkan subjek foto tepat di tengah gerakan
yang sedang dilakukan.
6. Teknik
Zooming
Merupakan teknik mengambil foto untuk
memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang focus lensa pada saat eksposure.
Untuk mendapatkan kesan gerak, kita dapat mengatur kecepatan rana tidak lebih
dari 1/30 detik. Pada saat pemotretan, dalam waktu yang bersamaan dengan proses
eksposure, titik focus lensa diubah dengan menarik atau menggeser lensa zoom
(tergantung jenis lensa yang model ditarik atau digeser). Efek zooming terbaik
akan diperoleh jika background memiliki kontras dan warna yang bervariasi.
Teknik ini dapat digunakan pada siang maupun malam hari.
7. Teknik
Blurring
Memberikan kesan bergerak pada sebuah foto
adalah dengan membiarkan subjek menjadi blur. Menggunakan kecepatan rana
rendah, dan tergantung dari beberapa factor salah satunya kecepatan subjek.
8. Teknik
Bulb
Adalah teknik dalam fotografi yang
menggunakan kecepatan yang snagat lambat.
a. Biasanya
pengambilan foto bulb dilakukan pada malam hari
b. Menggunakan
speed rendah atau bulb, speed lebih dari 3 detik.
Untuk
mengimbangi gunakan bukaan atau f besr, fl 1 sampai f30, sehingga akan
didapatkan hasil gambar yang detail secara keseluruhan tanpa DOF dan agar
cahaya tidak terlalu terang.
Untuk
menguranggi goncangan maka gunakan alat bantu tripod.
BLITZ FLASH
Biasa disebut lampu
kilat. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan cahaya atau menerangi objek yang
kekurangan cahaya agar terekspos dengan baik.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan blitz :
1. Blitz
dan GN (Guide Number )
Klasifikasi
blitz
A. Berdasarkan
ketersediaan dalam kamera
1. Built-in
flash, berasal dari kameranya sendiri
2. Eksternal,
blitz tambahan yang disambung dengan kabel ke kamera
B. Berdasarkan
Tipe/merk kamera
2. Indoor
Flash
Hampir
selalu digunakan di dalam ruangan,karena di dalam ruangan penerangan lampu
kurang terang untuk menhasilkan foto yang dapat dilihat.
Beberapa
hal yang perlu dipehatikan dalam menggunakan indoor flash untuk mendapatkan
hasil yang maksimal, antar lain :
a. Jangan
memotret objek yang terlalu dekat dengan blitz yang dihadapkan tegak lurus.
b. Kombinasikan
flash dengan slow shutter speed
c. Bila
ruangan agak gelap, waspadai terjadinya efek mata merah/red eye effect. Jika kamera mempunyai fasilitas pre-flas/red eye reduction, maka gunakan hal ini.
d. Dalam
ruangan pun ada sumber cahaya yang kuat seperti spotlight. Hindari memotret
dengan menghadap langsung ke sumber cahaya kuat tersebut kecuali ingin
memdapatkan siluet yang tidak sempurna.
3. Bounce/Diffuse
Flash
adalah sumber cahaya yang sangat kuat. Selain itu flash adalha sumber cahaya
dari cahaya kecil (sempit)
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hal ini dalam artian
melunakkan cahaya tersebut :
a. Memperluas
bidnag datang cahaya yaitu dengan memantulkannya ke bidang lain (bounce)
b. Menyebarkan
cahaya yang datang dari sumber kecil tersebut sehingga meluas (diffuse)
Bounce
flash dilakukan dengan cara memantulkan flash ke satu bidang yang luas sehingga
cahaya datang dalam sudut yang lebih luas. Misalnya menghadapkan flash tersebut
pada langit-langit di tengah fotografer/flash dan objek.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan bounce flash ini :
a. Jarak
untuk menghitung f/stop berubah bukan menjadi jarak kamera dan objek tetapi
berubah menjadi jarak yang dilalui oleh cahaya flash.
b. Berkaitan
dengan point a. maka jarak langit-langit/dinding tidak boleh terlalu jauh atau
akan jadi sia-sia.
c. Gunakan
selalu bidang pantul berwarna putih dan tidak gelap.
d. Perhatikan
dapat terjadi kemunculan bayangan pada sisi lain cahaya.
4. Outdoor
Flash
Flash
secara umum digunakan untuk suasana pemotretan yang kekurangan pencahayaan.
Fotografer umumnya tidak memikirkan tentang perlunya penggunaan flash pada
pemotretan luar ruangan(siang hari) karna sinar matahari sudah sangat terang.
Flash
sangat dibutuhkan pada pemotretan outdoor terutama pada:
a. Kondisi
objek membelakangi matahari.
b. Matahari
berada di atas langit atau di atas kepala.
c. Objek
berada pada open shade (bayangan)
d. Langit
sangat biru dan menggoda.
e. Langit
mendung
No comments:
Post a Comment