Nama : -Krisdiyanto
-Yoyon fauzi
Kelas : XII IPA 3
SINOPSIS
RONGGENG
DUKUH PARUK
Rasus bersama
temannya bermain dengan Srintil. Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya
mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang
tersebut dibuat dari mulut mereka. Srintil menari serupa tarian ronggeng. Diam-diam
Sakarya, kakek Srintil bersama Kartaredja melihat hal tersebut. Sakarya meminta
bantuan terhadap Kartaredja yang juga sebagai dukun ronggeng di dukuh paruk untuk
membimbing dan menjadikan Srintil menjadi Ronggeng. Mereka juga mengetahui bahwa
Ruh Indang telah merasuk ke dalam
jiwa Srintil. Srintil
dinobatkan menjadi seorang ronggeng setelah melalui beberapa ritual. Mulai dari
mandi di pusara kuburan Ki Secamenggala sampai dengan ritual buka klambu.
Ritual terakhir
yang harus dilalui seorang calon ronggeng adalah buka klambu. Ia akan menyelenggarakan
sayembara terhadap para lelaki yang berani menawarnya paling mahal untuk mendapatkan
keperawanannya. Setelah ada seorang lelaki yang mampu memenuhi persyaratannya,
maka ia akan memberikan keperawanannya pada lelaki tersebut. Rasus tidak rela
melihat itu. Ia tak rela melihat Srintil melepas kesuciannya begitu saja demi ritual
buka klambu untuk menjadi ronggeng yang sesungguhnya. Srintil juga berada di
dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa
takut melakukan ritual tersebut. Ritual itu sebenarnya juga amat berat baginya.
Akan tetapi akhirnya Srintil memberikan kesuciannya kepada Rasus secara
diam-diam tanpa imbalan apapun. Meskipun setelah itu juga ada lelaki yang
memenangkan sayembara buka klambu itu.
Srintil akhirnya
menjadi ronggeng yang terkenal setelah ritual buka klambu dilaksanakan. Ia
menjadi ronggeng yang laris dan menjadi pembicaraan semua orang. Setiap orang
memujinya. Ia juga semakin kaya setelah menjadi ronggeng.
Tak kuasa melihat
Srintil yang telah menjadi ronggeng, Rasus pindah dari Dukuh Paruk ke Dawuhan.
Awalnya ia bekerja menjadi pesuruh di pasar. Tetapi akhirnya ia bekerja bersama
para tentara yang bertugas di sana. Rasuspun akhirnya juga diangkat menjadi
seorang tentara berkat kejujuran dan kegigihannya. Setelah menjadi ronggeng,
justru Srintil menyadari bahwa ia mencintai Rasus. Ia ingin merasakan
kelembutan sentuhan lelaki dan merasa jenuh menjadi ronggeng. Ia mengajak Rasus
menikah, tetapi Rasus menolak karena lebih memilih menjadi tentara. Srintil
sangat bersedih karena hal tersebut. Srintil yang sudah mulai merasa jenuh
menjadi seorang ronggeng dukuh paruk, sering menolak untuk melayani para
lelaki. Bahkan beberapa kali menolak untuk meronggeng. Sebenarnya ia ingin
memiliki hidup yang lebih tenang, yaitu memiliki suami dan anak.Memiliki
keluarga yang bisa menenteramkan
hatinya. Ia juga
masih mengharapkan Rasus, seorang lelaki Dukuh Paruk yang kini telah menjadi
tentara. Banyak sekali permasalahan yang mulai membuat Srintil untuk enggan
meronggeng. Apalagi ia mulai menemukan Goder yang diangkat menjadi anaknya. Ia
sangat memanjakan Goder laiknya anaknya sendiri. Ia semakin teguh untuk
berhenti meronggeng dan menciptakan hidup baru.
Namun tiba-tiba petaka
muncul menghantam dukuh paruk.Dukuh paruk diguncang oleh panas dan liciknya dunia
politik. Dukuh paruk dituduh menjadi anggota partai komunis setelah terlibat
dengan oknum partai tersebut. Dengan segala kebodohan yang dimiliki dukuh
paruk, Srintil bersama beberapa masyarakat dukuh paruk lainnya ditahan. Srintil
menjadi orang dukuh paruk yang paling lama ditahan. Setelah ia dibebaskan, kehidupannya
sudah mulai berubah. Ia mulai tertutup dengan orang lain.
Pandangan orang lain terhadapnya juga mulai
berubah karena identik dengan partai komunis tersebut serta menjadi bekas
tahanan. Hingga ia bertemu dengan Bajus, lelaki yang muali dekat dengannya. Dengan
ketulusan dan kebaikan bajus Srintil menjadi terbuka dan dekat dengan Bajus.
Semakin hari Srintil semakin dekat dengan Bajus dan kehidupan Srintil mulai
membaik. Rasus yang telah lama tidak pulang, akhirnya ia kembali ke dukuh paruk
untuk berlibur. Mengetahui hal itu hati Srintil sempat goyah. Ia sebenarnya
masih menyimpan rasa terhadap Rasus. Tetapi ia tak bisa berbuat apa- apa. Ia
juga menyadari bahwa ia sedang dekat dengan Bajus. Suatu hari Srintil diajak
Bajus untuk mengikuti acara tertentu. Ternyata selama ini Bajus telah memiliki
rencana jahat terhadap Srintil. Bajus ingin menyerahkan Srintil kepada bosnya sebagai
hadiah agar bisnisnya lancar. Srintil sangat terpukul karena ia telah begitu
percaya pada Bajus. Namun Bajus justru merupakan lelaki yang jahat. Karena itu,
Srintil mengalami gangguan jiwa dan menjadi gila. Melihat kondisi Srintil yang
memrihartinkan, Rasus merasa iba. Ia akhirnya membawa Srintil ke rumah sakit
jiwa. Ia juga menyadari bahwa sesungguhnya ia masih mencintai Srintil.
1.
Unsur intrinsik
a.
Tema : tentang nasib manusia
(rakyat) yang menderita, terpinggiran atau kenelangsaan masyarakat bawah.
b.
Tokoh dan penokohan
b.a. Srintil :
·
Bersifat Kekanak-kanakan .
“tetapi Srintil tidak malas melakukan perbuatan yang lucu dimata orang-
·orang Dukh Paruk. Bercengkrama dengan anak-anak gembala….”
·
Perindu “sementara Srintil yang
tidak tahu menahu soal malapetaka tempe bongkrek itu hanya teringat akan Rasus….”
·
ceria “lihatlah Srintil yang
mulai tertawa melihat Goder gagal menangkap capung, dan wajah Sritil
berseri-seri…..”
·
Menjadi Gila “…..sementara itu
Srintil terus berlagu….lalu terdengar Srintil terbahak-bahak…”
b.Rasus :
·
Berani “….ketika perampok itu
membelakangiku, aku maju dengan hati-hati. Pembunuhan kulakukan untuk pertama
kali….”
·
Tabah/ tenang “ aneh, Rasus justru berada
dalam ketenangan sempurna. Takzim dan khidmat ketika dia mengisap wajah nenek
agar matanya tertutup….”
·
Berserah diri “Aku
bersembahyang, aku berdoa untuk Dukuh Paruk agar dia sadar…”
c.Sakarya :
·
pemarah dan penuduh “ apa
sampean tidak mengerti semua ini terjadi karena ada sesuatu antara cucuku dan
Rasus? kata Sakarya, nadanya menuduh….”
·
Risau “ perasaan kakek Srintil itu lebih dirisaukan
oleh peristiwa-peristiwa kecil namun baginya penuh makna…..”
·
Terkejut/ kaget “Sakarya
terperanjat. Kata-kata bakar tak
diduganya sam sekali. Kata-kata itu mengandung penghinaan….”
d.Kartareja :
·
Bingung “kesulitan pertama yang
dihadapi Kartareja bukan masalah bagaimana memperbaiki alat musiknya, melainkan
bagaimana dia mendapat para penabuh…”
·
Senang “siapa yang akan menyalahkan Kartareja
bila dukun ronggeng itu merasa telah menang secara gemilang….”
·
Licik “jangan keliru yang asli buat Sulam.
Lainya buat Dower, kata Kartareja….”
e.Nyai Kartareja :
·
Resah “di rumahnya Nyai
Kartareja mulai merasa was-was karena ternyata Srintil tidak segera
mengikutinya pulang…..”
·
Berusaha Menjauhkan “ maka
Ntyai Kartareja harus berbuat sesuatu. Tali asmara yang mengikat Srintil dan
Rasus harus diputuskan…..”
·
Kecewa ”namun Nyai Kartareja memendam
kekecawaan, mengapa yang memberikan motivasi kegairahan Srintil adalah Bajus….”
·
c.
SUDUT PANDANG
c.Sudut
pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh
Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang orang ketiga serba tahu. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang
ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh
secara langsung.
d.
LATAR
d. a. Dukuh
Paruk. “dua puluh tiga rumah berada di pedukuhan itu, dihuni oleh orang-orang seketurunan…”.
d.b. Ladang/
Kebun “ditepi kampung, tiga anak sedang bersusah payah mencabut sebatang
singkong. Yakni Rasus, Darsun dan Warta…”.
d.c. Dibawah
pohon nangka.
d.“dipelataran
yang membatu dibawah pohon nangka,...Srintil menari dan bertembang. Gendang,
gong dan calung mulut mengiringinya..”.
d.d. Rumah
Nyai Kartareja . “di dalam rumah. Nyai Kartareja sedang merias Srintil.
Tubuhnya yang kecil dan masih lurus tertutup kain sampai ke dada …”.
d.e. Perkuburan.
“rombongan bergerak menuju perkuburan dukuh paruk.
d.Kartareja
berjalan paling depan membawa pedupan….”.
d.f. Pasar
Dawuan. “Perkenalanku dengan pedagang singkong di pasar memungkinkan aku
mendapat
d.upah…”.
d.g. Di Hutan.
“Sampai di hutan, perburuan langsung dimulai. Dalam
d.hal ini aku
kecewa karena tiga orang tentara yang kuiringkan sama sekali tak berpengalaman
dalam hal berburu…”.
d.h. Rumah
Sakarya .” kulihat dua orang perampok tetap tinggal diluar rumah, satu
dibelakang dan lainya dihalaman…..Sakarya yang terkejut
d.langsung
mengerti…”.
e.
ALUR
e.Alur atau
jalanya cerita dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” menggunakan alur campuran.
f.
Amanat : Pesan yang disampaikan
pengarang kepada pembaca Jangan gampang terpengaruh dengan keadaan duniawi
karena suatu saat penyesalan akan datang dalam hidupmu, segala sesuatu akan
kembali kepadaNya. Kehidupan fana dalam hura-hura dunia dapat mencekam masa
depanmu.
2.
Unsur ekstrinsik
a. Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur
keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karema warga Dukuh Paruk lebih
mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
b. Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak
terdapat unsure kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan
sesaji kepada nenek moyang
c. Sosial
Dalam novel ini, unsur
social kemasyarakatan lebih cenderung ke arah
ronggeng. Karena segala
sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar
manusia lebih diutamakan
untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan
tersendiri di Dukuh Paruk
No comments:
Post a Comment